Feb
13
2015

Pengertian SDLC, JAD, dan RAD

      SDLC

SDLC (Systems Development Life Cycle, Siklus Hidup Pengembangan Sistem) atau Systems Life Cycle (Siklus Hidup Sistem), dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak, adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer atau informasi. SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem perangkat lunak, yang terdiri dari tahap-tahap: rencana(planning),analisa (analysis), desain (design), implementasi (implementation), uji coba (testing) dan pengelolaan (maintenance). Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak. Metodologi-metodologi ini membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu proses pengembangan perangkat lunak. Terdapat 3 jenis metode siklus hidup sistem yang paling banyak digunakan, yakni: siklus hidup sistem tradisional (traditional system life cycle), siklus hidup menggunakan protoyping (life cycle using prototyping), dan siklus hidup sistem orientasi objek (object-oriented system life cycle).

Joint Application Development

Adalah suatu teknik pengembangan Aplikasi yang melibatkan antara pemakai dan profesional dalam pengembangan sistemnya, Teknik JAD dapat diterapkan disetiap tahap pengembangan sistem. JAD merupakan sebuah teknik yang berfokus pada keterlibatan dan komitmen pengguna dalam menentukan kebutuhan dan merancang (desain) aplikasi. JAD biasanya dilakukan dalam bentuk tim yang merupakan gabungan dari seluruh stakeholder proyek, yang bekerja dalam bentuk workshop-workshop atau forum diskusi. Kenapa workshop ? karena teknik JAD ini bukanlah sekedar rapat-rapat, yang biasa dilakukan dalam sebuah proyek dan melibatkan seluruh stakeholder proyek. JAD adalah tim yang nantinya akan membuat rancangan dan mengawasi, memonitor bersama jalannya proyek.

JAD adalah suatu metodologi pengembangan sistem yang mula-mula digunakan untuk merancang suatu sistim yang berbasis-komputer, tetapi dapat diberlakukan bagi setiap proses pengembangan yang  melibatkan interaksi berkelanjutan dengan para pemakai dan para perancang yang berbeda sistim di dalam pengembangan.  JAD memjadikan  suatu pengembangan yang lebih cepat memproses dan memperkecil error pada waktu yang sama. JAD juga memperbaiki mutu produk akhir dengan mengutamakan bagian user/pemakai dalam bagian pengembangan lifecycle, selain itu dengan JAD akan  mengurangi kemungkinan dari error yang fatal, dapat membuat suatu sistem menjadi mahal jika terjadi perubahan dikemudian hari.

Proses JAD didasarkan pada empat gagasan yang sederhana:

  1. Menempatkan orang-orang yang benar-benar ahli dalam pekerjaanya.
  2. Orang-orang yang terlatih di dalam teknologi informasi mempunyai pemahaman terbaik dalam pengembangan ini.
  3. Proses-proses Sistem Informasi dan bisnis, Orang-orang yang bekerja di dalam  bidang-bidang yang terkait mempunyai pengertian yang mendalam dan perang yang berharga dari suatu sistim dan di dalam suatu masyarakat yang lebih besar.
  4. Sistem informasi terbaik dirancang ketika semua  kelompok bekerja  bersama-sama di suatu proyek sebagai mitra yang sama.

Keuntungan dan kerugian JAD

Keuntungan

  • Mengijinkan pengguna kunci untuk berpartisipasi secara aktif
  • Ketika digunakan secara benar, JAD dapat menghasilkan statement yang lebih akurat dari kebutuhan system, lebih mudah dalam mengerti tujuan umum, dan lebih berkomitmen untuk sukses pada system baru.

Kerugian

  • Lebih mahal dan dapat merugikan jika grup terlalu besar daripada ukuran project

Rapid Application Development

Rapid Application Development (RAD) atau rapid prototyping adalah model proses pembangunan perangkat lunak yang tergolong dalam teknik incremental (bertingkat). RAD menekankan pada siklus pembangunan pendek, singkat, dan cepat. Waktu yang singkat adalah batasan yang penting untuk model ini. Rapid application development menggunakan metode iteratif (berulang) dalam mengembangkan sistem dimana working model (model bekerja) sistem dikonstruksikan di awal tahap pengembangan dengan tujuan menetapkan kebutuhan (requirement) user dan selanjutnya disingkirkan. Working model digunakan kadang-kadang saja sebagai basis desain dan implementasi sistem final.

Penerapan

Model RAD mengadopsi model waterfall dan pembangunan dalam waktu singkat yang dicapai dengan menerapkan :

  1. Component based construction ( pemrograman berbasis komponen bukan prosedural).
  2. Penekanan pada penggunaan ulang (reuse) komponen perangkat lunak yang telah ada.
  3. Pembangkitan kode program otomatis/semi otomatis.
  4. Multiple team (banyak tim), tiap tim menyelesaikan satu tugas yang selevel tapi tidak sama. Banyaknya tim tergantung dari area dan kompleksitasnya sistem yang dibangun.

Jika keutuhan yang diinginkan pada tahap analisa kebutuhan telah lengkap dan jelas, maka waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan secara lengkap perangkat lunak yang dibuat adalah berkisar 60 sampai 90 hari. Model RAD hampir sama dengan model waterfall, bedanya siklus pengembangan yang ditempuh model ini sangat pendek dengan penerapan teknik yang cepat.

Sistem dibagi-bagi menjadi beberapa modul dan dikerjakan beberapa tim dalam waktu yang hampir bersamaan dalam waktu yang sudah ditentukan. Model ini melibatkan banyak tim, dan setiap tim mengerjakan tugas yang selevel, namun berbeda. Sesuai dengan pembagian modul sistem.

Keuntungan dan kerugian

Keuntungan

  • Systems can be developed more quickly with significant cost savings
  • Sistem dapat dikembangkan lebih cepat dengan secara signifikan mengurangi pengeluaran keuangan

Kerugian

  • RAD stresses the mechanics of the system itself and does not emphasize the company’s strategic business needs
  • Might allow less time to develop quality, consistency, and design standards
  • Mungkin kekurangan waktu untuk mengembangkan kualitas dan desain standar

2.2  Persamaan SDLC, JAD, dan RAD

  1. Ketiganya merupakan metode yg digunakan untuk mengembangkan system
  2. Ketiganya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing
  3. Menggunakan dasar pendekatan waterfall
  4. Setiap metodologi mendemonstrasikan teknologi, ekonomi, dan masalah organisasi yang berlaku saat itu yang pertama kali didefinisikan. SDLC memberikan peralatan untuk mengontrol detail-detail dalam pengembangan project yang besar untuk memecahkan masalah terstruktur. JAD dapat mengidentifikasi mendefinisikan dan mengimplementasikan infrastruktur informasi. RAD mendukung iterasi dan perubahan yang diperlukan untuk membangun pendukung proses bisnis yang kuat(robust).

2.3  Perbedaan SDLC, JAD, dam RAD

       Perbedaan SDLC, JAD, dan RAD dapat dilihat dari:

  1. Urutan Pengerjaan(sequencing)

Teknik SDLC secara tradisional mendefinisikan langkah development cycle menjadi beberapa project kegiatan yang sangat berurutan. Hal ini disebut pendekatan “waterfall”. Keluaran dari semua pengembang yang bekerja untuk memenuhi setiap persyaratan untuk tiap langkah selanjutnya. Pendekatan waterfall terfokus untuk memastikan semua details definisi persyaratan(requirements definition) telah terdokumentasi sebelum memulai tahap desain, dimana tahap desain telah selesai secara lengkap sebelum kode diproduksi, dan pengetesan dilakukan sebelum kode dilepaskan.

Pendekatan JAD mengandalkan pada pemodelan data dan teknik prototyping untuk mengurangi waktu pengembangan  dengan melewati langkah bertahap. Pemodelan biasanya dilakukan oleh pengembang(developers) dan users untuk menegosiasikan detail system. Prototyping meningkatkan peranan penting pada pengubahan atribut model menjadi kemampuan system.

RAD compresses all phases of the cycle into intensive work delivered by small, cross-functional teams. Prototyping receives primary emphasis, superseding both written specifications and data models. Iteration evolves into collaboration across parallel activities using techniques similar to concurrent engineering.

RAD mengurangi(compress) semua tahap pada perputaran system menjadi pekerjaan yang intensif melalui tim-tim kecil yang memiliki tugas masing-masing. Perkembangan iterasi menjadi kegiatan kolaborasi secara parallel menggunakan teknik yang hamper sama dengan.

sumber : anakkos21.blogspot.com

Written by irvananda in: Sistem Informasi |

No Comments »

RSS feed for comments on this post. TrackBack URL


Leave a Reply

Powered by WordPress. Theme: TheBuckmaker. Zinsen, Streaming Audio